Perjalanan hidup seorang pemain sepak bola sangatlah berliku, seprti
itu pula jalan yang ditempuh Mohamed Salah, seorang bintang Liverpool
yang kini tengah naik namanya.
Sebelum namanya banyak dibicarakan akhir-akhir ini, perjalanan karir Mo Salah tidaklah semulus yang kita bayangkan. Sejak kecil, pemain berdarah Mesir ini benar-benar ditempa dengan berbagai hal.
Salah posisi di paling tengah, ketika usia delapan tahun, via The Mirror
Salah yang dulu sangat kecil, sangat imut sekali dan tidak ada yang menyangka ia akan menjadi pemain bola.
"Dulu dia sangat kecil, banyak teman-teman memanggilnya sebagai Hadi atau anak kampung ketika pertama kali datang," kata Mohamed Radwan sang pelatih Al Mokawloon pada The Mirror (26/4/2018).
"Ejekan dan hal negatif ini malah justru membakar semangatnya dalam berlatih."
Di Chelsea, dewi fortuna tak berpihak padanya. Salah susah untuk mendapat jam terbang untuk bermain.Istrinya kala itu mendesak Salah untuk segera pergi dari Stamford Bridge. Fiorentina menjadi pelabuhan berikutnya bagi Salah. Disinilah ia seolah menemukan kembali passion bermain sepak bola. Dan anda harus tahu bahwa kepindahan Salah ke Fiorentina tetap dimonitor oleh Michael Edwards, pemandu bakat asal Liverpool yang begitu ngebet menginginkan Salah ke Liverpool.
Sekali lagi Liverpool kalah sigap dengan disalip oleh Roma untuk mendapatkan Salah. Roma membeli Salah secara permanen dan mencatat kesuksesan dengan mencetak 29 gol bagi Roma.
Terakhir, Salah juga sangat baik dengan suka berbagi. Golnya pada laga melawan Congo membuat Mesir lolos ke kualifikasi piala dunia. Mohammed Abbas, mantan presiden klub Zamalek menawarinya sebuah mansion mewah karena jasanya. Namun, dengan rendah hati Salah menolaknya. Ia menyarankan agar mansion itu dijual dan hasilnya dibagikan saja pada warga yang kurang mampu di daerah Nigrig kampung halamannya.
Sumber : UCNews
Sebelum namanya banyak dibicarakan akhir-akhir ini, perjalanan karir Mo Salah tidaklah semulus yang kita bayangkan. Sejak kecil, pemain berdarah Mesir ini benar-benar ditempa dengan berbagai hal.
Salah posisi di paling tengah, ketika usia delapan tahun, via The Mirror
Salah bersama teman satu kampung halaman, via the mirror
Salah
terlahir dari keluarga yang sederhana di daerah Nagrig dekat Cairo.
Semasa kecil, ia menghabiskan waktu 10 jam tiap hari, 5 kali dalam
seminggu hanya untuk bermain di klub pertamanya Al Mokawloon. Setelah
sampai di lokasi latihan, Salah biasanya langsung berlatih dengan giat
dan pada akhir sesi ia harus berlari mengejar bus terakhir ke rumahnya.Salah yang dulu sangat kecil, sangat imut sekali dan tidak ada yang menyangka ia akan menjadi pemain bola.
"Dulu dia sangat kecil, banyak teman-teman memanggilnya sebagai Hadi atau anak kampung ketika pertama kali datang," kata Mohamed Radwan sang pelatih Al Mokawloon pada The Mirror (26/4/2018).
"Ejekan dan hal negatif ini malah justru membakar semangatnya dalam berlatih."
Salah berpose bersama rekan satu tim, via the mirror
Tak
lupa, Salah juga mencontoh sosok idolanya Mohammed Abu Trika. Pemain
asal Afrika (yang juga berasal dari Mesir) yang sukses besar. Dia
memenangkan pemain Afrika terbaik sebanyak empat kali dan menjadi salah
satu pemain Mesir yang paling dikenang.
via the mirror
Sejak
mengidolai Trika inilah, Salah begitu berekspektasi menjadi pemain bola
yang sukses tidak hanya di Mesir tapi juga di Luar Negri. Awal dari
mimpi itu berasal ketika Salah terpilih ikut bermain membela Mesir di
London Olympics 2012. Dari penampilan di pertandingan ini, FC Basel
Meliriknya dan menawari kontrak.
Salah berlaga di London Olympic, via the mirror
Pindah
ke Basel adalah mimpinya yang menjadi nyata. Di Basel ini pula Salah
sebenarnya sudah dilirik oleh Liverpool untuk ditawari kontrak, namun
sayangnya Chelsea lebih cepat dan mendapat tanda tangannya pada musim
2014.Di Chelsea, dewi fortuna tak berpihak padanya. Salah susah untuk mendapat jam terbang untuk bermain.Istrinya kala itu mendesak Salah untuk segera pergi dari Stamford Bridge. Fiorentina menjadi pelabuhan berikutnya bagi Salah. Disinilah ia seolah menemukan kembali passion bermain sepak bola. Dan anda harus tahu bahwa kepindahan Salah ke Fiorentina tetap dimonitor oleh Michael Edwards, pemandu bakat asal Liverpool yang begitu ngebet menginginkan Salah ke Liverpool.
Sekali lagi Liverpool kalah sigap dengan disalip oleh Roma untuk mendapatkan Salah. Roma membeli Salah secara permanen dan mencatat kesuksesan dengan mencetak 29 gol bagi Roma.
Salah ketika membela Roma, via the mirror
Musim
panas lalu adalah puncak dari spekulasi Liverpool, dimana mereka merasa
inilah waktu yang tepat dalam membeli Mo Salah. Edwards merayu Jurgen
Klopp untuk membeli Salah yang memecahkan harga rekor bagi klub seharga
38 juta Pounds.
Salah yang kini bersinar di Liverpool, via the mirror
Di
sinilah Salah makin bersinar, debut yang diawali di musim ini sangat
luar biasa. Kini ia membukukan 43 gol dan masih akan terus bertambah.
Salah pun terus membuktikan bahwa dirinya pantas dihargai mahal, ia
telah membantu Liverpool selangkah lagi menjejeaki laga final Champions
dengan mengalahkan Roma pada laga semifinal kemarin.Terakhir, Salah juga sangat baik dengan suka berbagi. Golnya pada laga melawan Congo membuat Mesir lolos ke kualifikasi piala dunia. Mohammed Abbas, mantan presiden klub Zamalek menawarinya sebuah mansion mewah karena jasanya. Namun, dengan rendah hati Salah menolaknya. Ia menyarankan agar mansion itu dijual dan hasilnya dibagikan saja pada warga yang kurang mampu di daerah Nigrig kampung halamannya.
Sumber : UCNews










